Sejuknya Pagi

dikala sang surya menunjukkan wujudnya
sang rembulanpun enggan menunjukkan parasnya
dan keheningan malampun mulai sirnah
mulai datanglah dingin
dan sejuknya pagi
air menetes di ujung-ujung daun
jatuh menetes di tanah yang sudah mulai hitam karena embun
tatkala sang surya sudah setinggi jagung
mulai menyerebab kehangatan yang menentramkan
menyusup ke dalam roh jiwa
berbisik lirih bahwa kita sudah sepantasnya bahagia
karena kehidupan ini begitu sempurna

Surabaya, 1 Nopember 2008

Tidak ada komentar: